Showing posts with label aku bukan untukmu. Show all posts

Tuesday, February 18, 2014

2

Kau Berhak Bahagia

Posted in , , ,

Oleh: @atikarahmaa



Aku lelah bertanya pada takdir, salahkah kita yang  mulai terbiasa dengan kebahagiaan lain yang tercipta saat kita bersama. Salahkah aku bila pada akhirnya kubiarkan kaupergi meski dalam hati kuragukan; aku akan bisa setegar saat bersamamu...

Inilah kita, yang tak saling memiliki, mencoba hidup dalam dunia yang akan memberi kita kebahagiaan. Ini duniaku, yang kausebut dunia kita. Namun nyatanya, kita tak pernah ada. Tak pernah tercipta. Meski kau memaksa agar kebersamaan ini akan tetap hidup selagi aku masih ada di dekatmu, masih bisa tertawa bersamamu.

Kau tak pernah tahu, kebersamaan yang kau maksud adalah ketakutan yang membayangiku setiap waktu. Aku takut, suatu saat rasa ini akan bermuara pada satu titik yang kusebut itu rindu. Aku takut bila suatu waktu aku takkan rela melepasmu. Aku takut mencintaimu.

Pernah kutemui gejolak yang perlahan muncul mematahkan rasa yang sebelumnya tak pernah ada. Aku selalu ingin menganggap semua kebersamaan ini hanyalah hal biasa yang dilakukan oleh dua orang yang sedang mencari kebahagiaan. Karena memang setiap manusia berhak untuk mencari kebahagiaan masing-masing. Namun aku tak pernah berhasil menjadikan segalanya selalu biasa saja. Takdir yang membuatku merasa kebersamaan itu tak pantas untuk diteruskan. Takdir yang memaksaku untuk berhenti mencari kebahagiaan. Walau kebahagiaanku sendiri adalah selalu tertawa bersamamu.

Ada yang perlu kautahu, meski berat kuucap dari bibir, bahwa seharusnya pertemuan ini tak pernah tercipta bila kebersamaan ini tak selamanya akan indah. Aku tak akan berujung kepadamu, apakah hal itu yang pantas disebut kebahagiaan? Iya, kau memang harus tahu, aku mencintamu—yang sudah tak sendiri lagi.

Lelah. Lelah bila harus menahan rasa yang sekuat hati kuanggap biasa saja. Senyum yang kauberikan kepadaku tak lebih membuatku merasa akan selalu mengenangmu. Karena kusadar, denganku memiliki senyum itu adalah salah besar. Aku tak pernah akan memiliki kebahagiaan dengan bersamamu, berderai tawa bersamamu, merangkai kisah bersamamu—karena kau dengannya meyakinkanku bahwa rasa ini memang tak seharusnya ada.

Biarlah. Biar kurasakan segalanya sendiri. Kau tak perlu tahu bagaimana sakit yang perlahan menghunjam hati. Kau hanya perlu bahagia—bersamanya—bukan denganku. Biarlah rasa ini melebur dengan sendirinya, karena kuyakin suatu saat kan kusadari bahwa kebahagiaanku bukanlah bersama denganmu. Biarlah rasa ini melebur untuk selamanya, agar kutahu bahwa perpisahan adalah alasan yang tepat agar tak ada lagi rasa sakit bila iatahu aku begitu mengagumimu.

Biarlah, kan kukenang segalanya sendiri. Karena kau tak pantas untuk terluka, kau hanya berhak bahagia, mencari kebahagiaan tanpa ada kita.

Karena kita hanya dua insan yang saling mencari kebahagiaan, saat dunia mulai mematahkannya. Kita, hanya dua insan yang saling terluka dan mencoba menyelam pada kebahagiaan yang tercipta di antara kita. Meski pada akhirnya; kau akan tetap bersamanya.

Dan aku—terluka karenanya.

Thursday, December 6, 2012

0

As Sweet As Last December

Posted in , , , , , , , , , , , , , ,
bunga terakhir

“I want our story ends, as sweet as when we met, last December.”



Di sini, aku selalu merindukan semua yang mulai terkenang. Kenangan yang sebenarnya tak ingin kuingat lagi, namun ia tak inginkan aku berlari. Dan akupun terdiam, membiarkan masalalu menggerogoti tubuhku perlahan.
             Aku ingin senyuman, seperti waktu itu. Saat tak ada lagi yang bisa membuatku melukiskan lengkung indah di bibirku. Aku ingin genggaman. Saat ragaku mulai rentan. Keraguan begitu kuatnya menghadirkan bimbang yang membuatku hilang kesadaran. Ke mana aku harus melangkah?
Aku selalu mengabadikan cinta yang meski telah lama mati di antara sekat-sekat hatiku, yang semakin sulit terbuka untuk mencari penggantimu.

Friday, November 9, 2012

0

Cemburuku Salah

Posted in , , , , , , , ,

Sulit untukku mampu meraihmu, cintamu terlalu semu untukku. Dengan tanpa sadar kau beri harapan yang membuatku jatuh bangun dalam rumitnya cinta yang telah lama kujalani. Menambah luka pada hati yang telah lama hancur ini.
Kau mampu membuatku tertawa di atas sakit yang kurasa. Kau mampu membuatku lupa dengan luka yang perlahan menghancurkan. Namun kau juga mampu membuatku lemah bila tanpamu.
Pantaskah aku merasa ini?

Friday, November 2, 2012

0

Separuh Napasku Terhenti

Posted in , , , , , , , , , , , , ,


Aku terlahir hanya sementara. Tak selamanya jemari ini bisa menggenggam. Tak selamanya, hati ini bisa mengungkap rasa. Sempat kutitipkan separuh napas ini di sela-sela kebahagiaan yang bagimu hanya sekilas cuplikan dari skenario kehidupanmu, yang akhirnya bukan bersamaku.

Pernahkah aku memintamu menjaga separuh napas ini agar tetap abadi dalam kisahmu? Pernah aku memaksamu untuk tetap tinggal dan tak melepaskanku?
Ada yang janggal di sini.

Sunday, October 28, 2012

0

Mewakili Luka Ini

Posted in , , , , , , , , , , , , , , , ,

Salam hangat untuk cintamu,
Berjuta detik lebih, aku berjuang melawan semua waktu, aku bertahan dengan setumpuk lukaku, tanpa adanya satu yang dulu sempat ada disaat hati kecil ini menjerit menyebutkan namanya. Namun sekarang, tak ada lagi yang mendengar suara hati ini, tak ada lagi yang peduli lara ini, dan kau tau? Aku mulai terbiasa dengan semua ini. Menangis sendiri. Menikmati sepi sendiri. Dan mengobati luka ini, sendiri.
Bagaimana dengan duniamu? Mungkin bahagia selalu ada bersamamu, karena kini kau tlah temukan sayapmu. Sedang aku masih terjebak dalam masa lalu dan menunggu seseorang memasangkan sayap yang entah kemana semenjak luka itu ada, mematahkan untuk yang kesekian kalinya.

Monday, October 1, 2012

0

Your Special Thing

Posted in , , , , , , ,
Tentang Jodoh.

Ada beribu pertanyaan yang ingin aku tau jawabannya dalam percakapan panjangku denganMu, Tuhan. Tentang jodoh.
Kenapa sih, Tuhan merahasiakan jodoh pada semua orang? Padahal mereka setengah mati memikirkan siapa jodoh mereka masing-masing. Padahal mereka siang malam berdoa untuk jodohnya nanti, tanpa mereka tau siapa yang dimaksudkan dalam do’anya. Termasuk aku.
Aku kira, aku telah menemukan jodohku. Dan satu-satunya orang yang kusebut dalam setiap perbincanganku denganMu, selalu berkata aku jodohnya. Tuhan ingin tau apa yang dia bilang? Katanya aku harus bilang ke Tuhan, kalau jodohku nantinya itu dia. Dan Tuhan ingin tau? Dia bilang, Tuhan nggak mungkin salah milih jodoh untukku, dan itu adalah dia. Dia lucu kan, Tuhan? Iya, dia jago banget bikin aku ketawa sampai-sampai bingung gimana berhentinya.
Tuhan, kenapa sih semua orang harus menunggu sampai mereka menemukan siapa jodoh yang telah disiapkan Tuhan untuk mereka? Kenapa kita tak bisa nentuin sendiri siapa jodoh kita? Dan kenapa harus ada restu dari orangtua?
Tak sejalan dengan keinginanku.

Tuesday, August 7, 2012

0

Dengarlah, kamu.

Posted in , , , , , , , , , , ,


from google

Tuesday.

Terasakah, walau setitik saja rasa yang dulu pernah tercipta diantara kita? Yang saat ini semakin menghilang walau hati selalu menjerit memintamu kembali menyatukan tulang rusuk yang berantakan semenjak kepergianmu.
Bukan karena Tuhan, bukan karena aku ataupun kamu. Tapi karena mantanmu.
Saat ini memang aku berada di posisi yang tak seharusnya kupijaki. Dilema yang tak terarah membuatku salah mengambil arah. Gundah yang menyentuh bibirku, mengucap kata yang tak sadar telah menyakitimu.
Maafkan aku.
 

Wednesday, July 18, 2012

2

"Kau penantianku, aku pelarianmu"

Posted in , , , , , , , ,

Bagaimana bisa aku jadi bagian dari hidupmu jika kau hanya menyebutku sebuah persinggahan? Bagaimana aku bisa rasakan cinta bila semua kau balas dengan dusta? Bagaimana aku bisa mengenang semua bila kau hanya menjadikan kenangan ini sebuah skenario singkat yang semudah itu kau lupakan? Bagaimana aku mengartikan semua jika dialah yang akhirnya menjadi tujuanmu.
Tak tau, pura-pura tak tau, bahkan tak mau tau. Itu yang selalu jadi jawabanmu.
Kau tak pernah memahami setumpuk perasaan yang setiap detik selalu hadir silih berganti semenjak kepergianmu. Kau takkan pernah mengerti bagaimana rasanya hati ini saat dusta perlahan mematahkan cinta yang kuberi hanya untukmu. Kau takkan mengerti aku.
          Karna yang kau tau, aku hanyalah sebuah hati yang seakan tak bisa merasakan apa-apa. Sebuah hati yang akan diam saat perlahan kau sakiti, yang akan tetap tersenyum saat semua kau akhiri. Karena rasaku tlah mati.

Sunday, July 15, 2012

0

Berbeda

Posted in , , , ,

Bumi memang berputar ya? Tanpa aku sadari semua berlalu begitu cepat. Begitu juga cintaku.
Tanpa kau sadari, aku belajar beberapa hal dari kamu.
Kau yang mengajariku agar tak lagi menyayangimu seperti aku yang selalu menyayangimu. Kau yang mengajariku untuk membuang jauh rindu yang tak mungkin lagi ada di antara aku dan kamu. Dan perlahan, kau juga mengajariku untuk bisa melupakan semua cinta yang pernah tercipta untukku.
Dulu aku memang mencintaimu, menomorsatukan kamu di hatiku. Menempatkanmu di tempat terindah jauh di dasar hatiku. Dan dulu, hanya kamu yang bisa membuatku berarti setiap kumerasa aku bukanlah apa-apa.
Sebelum pada akhirnya kau merubah semua.