0

Long Story (Cerbung)


Selamat datang di laman Long Story. Di sini, penulis akan sedikit berbagi tentang sebuah kisah-kisah fiksi (dan non fiksi) yang kiranya dapat menghibur para pembaca, khususnya pecinta dunia fiktif. Sebelumnya, penulis ingin memberi pesan:



BUDAYAKAN MEMBACA dan PERANGI PLAGIASI

  


Dua pantangan tersebut adalah kesan mutlak yang harus dimiliki oleh para pembaca dan penulis bahkan setiap orang yang memiliki jiwa creativepreneur.
Baiklah, di bawah ini disajikan beberapa judul. Silakan membaca dengan mengklik judul masing-masing. Atau memilih option pada menu dropdown.

Saran dan kritik sangat penulis butuhkan.
Selamat membaca :)



Neva memang tidak percaya dengan semua. Kehadiran Arga membuatnya bertanya-tanya, apakah benar ia jatuh cinta? Tapi mengapa semua menjadi rasa benci yang tak termaafkan ketika ia tahu, cintanya hanya permainan semata.


2. Segenggam Masa Lalu


“Dandelion ini memang lemah. Namun mereka tidak hanya pasrah. Dan kamu percaya? Mereka itu adalah pejuang sejati.”
Callysta menggeleng pelan. Mulutnya masih terkunci rapat. Tersirat simpul manis pada bibirnya.
“Sekuat apapun benih-benih itu ingin tetap tinggal, tapi angin lebih kuat menerbangkannya ke langit luas. Angin membawanya pergi jauh dari habitatnya, namun dengan pappus-pappus[1] lembutnya mereka mampu bertahan, dan menemukan pelabuhan yang tepat untuk kehidupan barunya.”
“Tapi, dandelion itu pasti kembali?”
Reyhan terdiam. Sorot matanya menatap Callysta tajam, seakan-akan mengunci pandangannya dalam percakapan yang mereka ciptakan di telaga itu.
Perlahan tangan Reyhan meraih satu pucuk dandelion yang mekar di hadapan mereka. Meniupkannya, dan pappus-pappus[1] lembut itupun beterbangan seiring hembusan angin yang ikut mengisi kebahagiaan mereka kala senja itu.
Reyhan tersenyum, “pasti.”



3. Jeda


Aku pernah merasakan indahnya melarung kasih di bawah letupan kembang api di langit Surabaya, kini kembali kurasakan di tempat yang berbeda. Namun jika kuingat hal itu, perpisahan kami adalah awal kisah membangun bahteraku berdua dengan Shakina—wanita yang mereka pilihkan untukku dulu, hingga kudapati hati Melani yang terpatahkan karena keputusanku. Benar katanya, aku yang menginginkannya terlepas. Hingga saat pertemuan kembali itu, kurasakan sesal yang menghakimi perasaanku. Antara aku dengannya, hanyalah goresan kisah masa laluku.


4. The Damn First Love



















Aku sangat bahagia, terlebih ketika satu sosok telah berhasil membuatku memaku pandangan untuk sekian waktu. Di bawah pendar cahaya keemasan lampu itu, wajahnya dapat kutelisik begitu jelas. Memancar pesonanya sendiri. Ah, apa benar aku terjerat dalam pesonanya? Aku tak mengenalnya, dan pertemuan ini, sangatlah beku tanpa satu patah kata. Hingga kukira, selepas perpisahan itu, tak ada lagi pertemuan yang menjadikanku akan semakin leluasa menatap bening matanya. Kukira aku akan menunggu satu tahun lagi untuk merasakan bersama dengannya di bawah naungan langit ibukota. Kukira, inilah pertemuan singkat.



5. Backpacker Edition: Trip to Ungaran Mountain





"Setelah melewati kios, kami mulai menyusuri jalanan terjal. Jalanan masih berlum dipaving, jadi hanya semacam jalan setapak, namun sudah rapi. Kiri pepohonan besar yang menjulang, dan tebing, kanan adalah jurang, and I can't show anything but this light. I can't hear anything but the sound rawring."
Ini cerita kami, tentang seribu langkah yang mengantarkan kami pada puncak tertinggi di tanah kami, Ungaran, Kabupaten Semarang. Dua hari kami tak pantang menyerah, melewati malam, menyerang dingin, melawan ketakutan, menahan sakit, menegakkan keberanian. Ya, inilah kisah kami, para relawan, untuk mendaki puncak Ungaran, dengan seluruh cerita menarik di dalamnya.

0 comments: