Tuesday, May 28, 2013

0

Segenggam Masa Lalu

Posted in , ,

Dec. 2012

“Dandelion ini memang lemah. Namun mereka tidak hanya pasrah. Dan kamu percaya? Mereka itu adalah pejuang sejati.”
         Callysta menggeleng pelan. Mulutnya masih terkunci rapat. Tersirat simpul manis pada bibirnya.
        “Sekuat apapun benih-benih itu ingin tetap tinggal, tapi angin lebih kuat menerbangkannya ke langit luas. Angin membawanya pergi jauh dari habitatnya, namun dengan pappus-pappus[1] lembutnya mereka mampu bertahan, dan menemukan pelabuhan yang tepat untuk kehidupan barunya.”
          “Tapi, dandelion itu pasti kembali?”
         Reyhan terdiam. Sorot matanya menatap Callysta tajam, seakan-akan mengunci pandangannya dalam percakapan yang mereka ciptakan di telaga itu.
          Perlahan tangan Reyhan meraih satu pucuk dandelion yang mekar di hadapan mereka. Meniupkannya, dan pappus-pappus[1] lembut itupun beterbangan seiring hembusan angin yang ikut mengisi kebahagiaan mereka kala senja itu.
            Reyhan tersenyum, “pasti.”


Baca selanjutnya DOWNLOAD

0 comments: