Wednesday, July 18, 2012

2

"Kau penantianku, aku pelarianmu"

Posted in , , , , , , , ,

Bagaimana bisa aku jadi bagian dari hidupmu jika kau hanya menyebutku sebuah persinggahan? Bagaimana aku bisa rasakan cinta bila semua kau balas dengan dusta? Bagaimana aku bisa mengenang semua bila kau hanya menjadikan kenangan ini sebuah skenario singkat yang semudah itu kau lupakan? Bagaimana aku mengartikan semua jika dialah yang akhirnya menjadi tujuanmu.
Tak tau, pura-pura tak tau, bahkan tak mau tau. Itu yang selalu jadi jawabanmu.
Kau tak pernah memahami setumpuk perasaan yang setiap detik selalu hadir silih berganti semenjak kepergianmu. Kau takkan pernah mengerti bagaimana rasanya hati ini saat dusta perlahan mematahkan cinta yang kuberi hanya untukmu. Kau takkan mengerti aku.
          Karna yang kau tau, aku hanyalah sebuah hati yang seakan tak bisa merasakan apa-apa. Sebuah hati yang akan diam saat perlahan kau sakiti, yang akan tetap tersenyum saat semua kau akhiri. Karena rasaku tlah mati.
Aku hanyalah persinggahan, dan bagaimana kau sesuka hati menyakiti dan berpura-pura mencintai, alasannya agar terlihat tegar di hadapannya.
Aku seperti puskemas. Kau datang dengan luka, memintaku menyembuhkannya, dan menghilang entah kemana.
Aku hanya pelarian,  mengenalmu, menyayangimu dan mencoba melepasmu yang telah mendapatkan cintamu kembali. Lalu menantimu, dan kau kembali bersama luka yang dia beri, dan selalu pergi saat luka itu beralih pada hati ini.
Selalu datang tak permisi dan pergi sesuka hati. Tanpa mengerti.
Bagaimana kau mengartikan semua cintaku? Apa semua ini hanya secuil perasaan tak berarti di matamu? Atau hanya pemuas rasa dendammu? Atau memang aku ini pantas untuk kau sakiti? Mungkin semua benar.
Aku memang mencintaimu, lebih dari yang kau tau. Tapi kau menilai cintaku hanya sebatas rasa yang bisa seenaknya kau tukar dengan luka.
Aku memang menyayangimu, namun bukan berarti kau bisa sesuka hati datang dan pergi tanpa mengerti apa yang sebenarnya ku nanti, yang kuharap akan ada balasan dari cinta ini. Kau takkan pernah mengerti.
Aku memang mengharapkanmu, meyakinkanku bahwa akan ada saatnya kau juga merasakan apa yang kurasa. Merindukan apa yang selalu kukenang. Namun tetap saja kau ubah keyakinanku dengan pilu yang mendalam.
Aku memang sekuat itu, bertahan meski tanpamu, berdiri meski tubuh tergetarkan lukaku, dan menanti meski ku tau itu tak mungkin lagi.
Aku memang setegar itu, tapi itu dulu, sebelum akhirnya aku menyerah dengan semua ini. Lelah dengan penghianatan ini. Resah, apa yang kuingin akan tetap menjadi mimpi.
Hati ini selalu bertanya, yang kuharap akan ada jawaban dari semua pertanyaanku.
Apa salahku hingga kau begitu?
menanti

2 comments:

  1. kak punya pdf baby proposal gak ? kalo ada boleh minta ?
    dearamadhannia@gmail.com

    ReplyDelete