Tuesday, August 7, 2012

0

Dengarlah, kamu.

Posted in , , , , , , , , , , ,


from google

Tuesday.

Terasakah, walau setitik saja rasa yang dulu pernah tercipta diantara kita? Yang saat ini semakin menghilang walau hati selalu menjerit memintamu kembali menyatukan tulang rusuk yang berantakan semenjak kepergianmu.
Bukan karena Tuhan, bukan karena aku ataupun kamu. Tapi karena mantanmu.
Saat ini memang aku berada di posisi yang tak seharusnya kupijaki. Dilema yang tak terarah membuatku salah mengambil arah. Gundah yang menyentuh bibirku, mengucap kata yang tak sadar telah menyakitimu.
Maafkan aku.
 

Maaf atas kata cinta yang terabai, yang tak sempat terbaca oleh hatiku. Maaf untuk kata yang terangkai, menggores luka yang membuatmu lelah dan membenciku.
Karena yang kuucap hanya kebohongan. Hanya perasaan yang tertutup oleh benteng keraguan.
Aku bohong berkata aku tak lagi mencintaimu.
Aku bohong berkata aku ingin hanya sekedar menjadi temanmu.
Aku bohong, menginginkan semua sandiwara tetap mengalir, sedang kita merasakan perasaan yang sama.
Tapi satu kejujuran yang sekarang menjadi dusta di matamu. Aku tak pernah berbohong pernah mencintaimu.
Karena semua keraguanku ada pada dia, orang yang selalu membayangimu. Orang yang selalu kau anggap nomorsatu, sedang aku hanya bongkahan batu yang kau lempar saat emosi dan cinta darinya tak sesempurna apa yang kau minta.
Salahkah aku mencintaimu?
Salahkah aku yang tak menginginkan ada orang lain yang ada di hatimu, meski ku tau aku hanya orang baru yang ’katanya’ hanya pelarianmu.
Mungkin aku salah dan terlalu bodoh menghempas cinta yang entah tulus atau hanya manis di bibir, hanya karena ku ingin kau melupakannya. Mungkin ini egoku, karena kuingin kisah kita tak seburam saat dia terlibat dalam cerita cinta yang seharusnya milik kita berdua.
Aku terlalu bodoh dan tak tau diri. Karena ternyata dialah yang sebenarnya pantas untuk kau cintai, yang pantas untuk kau cari.
Namun, salahkah aku yang tak menginginkan kata cinta darimu yang sebenarnya masih menyimpan rindu yang bukan untukku?
Salahkah aku yang menginginkan cinta seperti dulu tanpa ada jejak yang membekas di hatimu?
Tanpa ada dia yang membuatku mundur dan menghilang dari hidupmu.



Pantasnya kamu mencintai yang juga cintai dirimu, cinta kamu.
Semoga saja kan kau dapati, hati yang tulus mencintaimu, tapi bukan aku.
Meski ku memohon dan meminta hatimu, jangan pernah tinggalkan dirinya.
Bila saat nanti aku jauh, kuharap kau mengerti, kuharap kau sadari.
Bila berat melupakan aku, pelan-pelan saja.
Tak pernah ku mencoba dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain.
Dan ku beruntung sempat memilikimu :)

0 comments: