Monday, October 1, 2012

0

Your Special Thing

Posted in , , , , , , ,
Tentang Jodoh.

Ada beribu pertanyaan yang ingin aku tau jawabannya dalam percakapan panjangku denganMu, Tuhan. Tentang jodoh.
Kenapa sih, Tuhan merahasiakan jodoh pada semua orang? Padahal mereka setengah mati memikirkan siapa jodoh mereka masing-masing. Padahal mereka siang malam berdoa untuk jodohnya nanti, tanpa mereka tau siapa yang dimaksudkan dalam do’anya. Termasuk aku.
Aku kira, aku telah menemukan jodohku. Dan satu-satunya orang yang kusebut dalam setiap perbincanganku denganMu, selalu berkata aku jodohnya. Tuhan ingin tau apa yang dia bilang? Katanya aku harus bilang ke Tuhan, kalau jodohku nantinya itu dia. Dan Tuhan ingin tau? Dia bilang, Tuhan nggak mungkin salah milih jodoh untukku, dan itu adalah dia. Dia lucu kan, Tuhan? Iya, dia jago banget bikin aku ketawa sampai-sampai bingung gimana berhentinya.
Tuhan, kenapa sih semua orang harus menunggu sampai mereka menemukan siapa jodoh yang telah disiapkan Tuhan untuk mereka? Kenapa kita tak bisa nentuin sendiri siapa jodoh kita? Dan kenapa harus ada restu dari orangtua?
Tak sejalan dengan keinginanku.

Tuhan, aku selalu merasa dia jodohku. Tapi aku tak merasa, aku adalah jodohnya. Apa kurang cukup, hanya dengan bermodal mencintai kekurangan masing-masing bisa saling berjodoh? Apa kurang cukup, dengan selalu menyebutnya dalam do’a bisa saling memiliki? Atau aku harus sempurna agar bisa jadi jodohnya?
Tuhan, untuk mencintainya saja aku salah. Untuk menginginkan bisa bersamanya saja itu dosa. Dia bohong berkata aku jodohnya. Dia bohong berkata aku untuknya selamanya. Dia bohong berkata aku yang terakhir untuknya. Dia tak mencintaiku, Tuhan.
Apa perjuanganku selama ini tak terlihat? Apa mereka menganggapku hanya diam dan seolah merasa yakin dia yang akan jadi jodohku?
Mereka salah menganggap perjalanan cintaku dengannya tanpa ada masalah. Dan aku salah menganggapnya milikku seutuhnya. Karena memang aku bukan jodohnya.
Tuhan, ada yang lain yang membuatnya merasa bahagia menemukan siapa jodohnya. Ada yang lain yang membuatku tersingkir dan membawa pergi semua janji-janjinya. Ada yang lain yang memaksaku mundur dari jodoh yang dulu sempat aku impi-impikan. Orang itu, bukan aku, Tuhan.
Dia tak pernah salah mencintainya, dia tak pernah dosa bersamanya, dia tak pernah salah pernah mengkhianatinya, dan dia yang akhirnya mendapat restu dari orangtuanya. Bukankah dia jodohnya, Tuhan? Sedang aku?
Bahagianya bukan bersamaku. Dan cintanya, bukan untuk aku.
Aku hanya persinggahan. Aku hanya perantara, yang menemani saat dia merasa sepi. Yang mengobati, saat ada yang menyakiti. Yang menyemangati, saat tak ada satupun yang peduli. Dan yang mencintai, sebelum semua ini Kau akhiri.
Aku hanya persinggahan. Yang merasa selesai dengan tugasku yang mengantarmu pada satu yang menjadi perbincanganku dengan Tuhan selama ini. Tentang jodoh. Jodohmu.
Dia, bukan aku.

0 comments: