Cinta dan Kamu
Posted in arti cinta, Cerpen, cinta, cinta dan kamu
Awalnya aku tak mengerti apa itu
cinta. Sampai aku menemukan sesorang yang tiba-tiba datang memberiku arti kata
cinta yang sebenarnya.
Ternyata aku salah, tak selamanya
cinta itu membawa keterpurukan, setelah aku tau, cinta tak lagi ada di sini.
Dan tak selamanya cinta selalu indah, saat aku tau, cinta ada bersamaku.
Cinta memberiku beribu makna, yang
belum pernah aku mengerti sebelumnya.
Sekarang aku mulai paham semuanya.
Cinta, yang mengajariku untuk bisa
jadi diri sendiri, tanpa perlu jadi orang lain. Karena aku yakin, cinta yang
tulus, dan seseorang yang tulus mencintaiku, akan datang tanpa peduli seberapa
besar kelemahanku.
Cinta yang memaksaku untuk menerima
sebagaimana adanya dirimu. Bukan kesempurnaan yang aku cari. Tapi dengan
kesederhaan yang mampu menutupi kelemahanku yang akan membuat cinta kita
menjadi sempurna. Untuk apa mencari yang sempurna, jika yang sederhana
sepertimu saja bisa membuatku bahagia.
Cinta mengajariku untuk tidak
menyerah. Tanpa cinta aku bukan apa-apa. Meskipun seberapa panjang halangan
yang membentang di hadapanku, tapi cinta yang menuntunku untuk tetap melangkah.
Cinta yang menguatkan aku. Saat aku
rapuh saat tak ada lagi yang bisa membuatku bangkit, cinta datang mengusir
keterpurukanku. Meyakinkan aku, bahwa cinta akan selalu ada bersamaku.
Cinta yang mengusap semua airmataku.
Saat masalah yang datang menyiksaku, dan ku tak mampu lagi menahannya, cinta
yang membasuh semua lukaku, dan takkan membiarkan airmata menetes di pipiku.
Cinta yang mengajariku bagaimana
mensyukuri semuanya. Semua karena cinta. Aku bisa tertawa, karena cinta aku
menangis, karena cinta aku terluka dan karena cinta aku bahagia. Semua karena
cinta, aku ada.
Cinta yang membuatku mengerti arti
kesempatan kedua. Sesaat setelah kesempatan pertama hilang, dan tersia-siakan
oleh waktu, cinta membukakan mata hatiku, mencoba memberi kesempatan kepadanya
yang benar-benar ingin membuktikan ada cinta, di kesempatan kedua.
Cinta yang meyakinkan aku, saat aku
terjatuh di dua pilihan. Hidup memang tak pernah bisa lepas dari pilihan.
Termasuk saat aku berada di antara dua pilihan yang bahkan membuatku setengah
mati memikirkannya. Tapi cinta yang meyakinkan aku, apapun yang aku pilih, itu
yang terbaik untukku.
Cinta yang mengajariku menuliskan
goresan-goresan tinta yang bermakna. Saat luka, duka dan suka
berbondong-bondong datang, cinta menjamah jemariku menuliskan ribuan kata yang
tersebar merata pada secarik kertas kosong.
Cinta yang menyadarkanku untuk
bersikap adil. Terkadang untuk bersikap adil itu susah bagiku. Aku bahkan tak
tau bagaimana untuk bisa mengimbangi semua. Saat aku menghabiskan waktu
bersamanya, tapi aku sadar aku selalu tak ada waktu untuk mereka yang juga
membutuhkanku. Cinta juga yang meyadarkanku, adil itu perlu.
Cinta yang membuatku mengerti arti
kesetiaan. Setia, saat aku merasa tak ada satupun yang bisa kujadikan sandaran
dari semua masalahku, cinta itu ada. Cinta selalu ada saat aku senang atau
bahkan saat ada masalah yang menimpaku. Itu setia, setia tak pernah lari dari
masalah.
Cinta yang membuatku menghargai
waktu. Aku ingat, saat ada satu kesempatanku untuk bisa bersamanya walau hanya
satu jam saja, cinta membuatku sadar, satu jam sangatlah berarti untukku. Meski
hanya satu jam.
Cinta yang membuatku mengerti arti
janji. Bahwa sebuah janji harus ditepati. Cinta yang mengajariku agar jangan
pernah mengucap janji bila hanya untuk diingkari.
Cinta mengajarkanku kesabaran. Waktu
yang sangat lama untuk menunggumu mengerti perasaanku membuatku hampir
menyerah, tapi sekali lagi cinta meyakinkanku untuk terus bersabar, karena
semua pasti indah pada waktunya.
Cinta yang memaksaku untuk mengalah.
Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah bukan berarti aku menyerahkan semua.
Tapi aku mengalah, karena aku hanya ingin semua yang terbaik untuknya, dan
cintanya.
Cinta membuatku mengerti arti
kebersamaan. Semua terasa indah saat kita bersama. Bahkan cinta membuatku
melupakan semua masalah-masalah yang ada padaku, saat aku bersamamu. Tak ada
yang lebih indah dari sebuah kebersamaan.
Cinta yang mengajariku keikhlasan.
Saat kusadari cinta itu menghilang untuk mencari kebahagiaannya lainnya, cinta
menjadikan sebuah pertemuan selalu identik dengan perpisahan. Dengan begitu,
apa yang kugenggam tak selamanya kembali menggenggam. Semua yang pergi,
memaksaku untuk bisa menerima semua kenyataan.
Cinta memberiku
segalanya.
0 comments: