Thursday, April 5, 2012

0

Strange Story

Posted in , ,

Doc. 2010
”Strange Story”
tika-rifka

my hero


Cinta memang nggak selalu indah ..
Memang semua terasa indah pada awalnya
Bahkan sangat bahagia saat ada di sampingnya
Serasa nggak mau lepas dari dekapannya


          Rasa ini memang indah , saat hari-hariku aku jalani bersamanya .  Ya , dia my handsome. Aku bisa merasakan indahnya dicintai indahnya jatuh cinta saat dia hadir dalam hidupku .
          Hari ini indah , seindah apa yang aku rasain sekarang. Aku berjalan lambat, bersama semilir-semilir angin yang menerbangkan dedauan kering di antara wangi bunga-bunga yang saling bermekaran. Aku berhenti di sini. Bunga-bunga ini, yang menjadi saksi terucapnya janji setia my handsome. Janji untuk selalu menyayangiku, itu katanya.
          Haha, sangat indah waktu itu. Dan tiba-tiba pandanganku tertuju pada suatu tempat, pada sebuah bangku besi yang di sana ada dua remaja yang sedang asyik menjalin cinta. Canda tawa mereka sama persis seperti yang aku dan my handsome pernah lakukan. Ya, aku bisa merasakannya. Laki-laki itu sama seperti my handsome.



          Tiba-tiba laki-laki itu memandang ke arahku. Aku tersentak. Tatapannya sangat tajam, seakan-akan aku salah telah melihatnya. Tapi, bukan takut yang aku rasa, bukan aku yang seharusnya salah ! Aku sangat marah ! Marah ! Kecewa !
          Aku berlari ke sebuah bangku di bawah pohon tua di belakang sekolah. Jauh dari cowok brengsek itu!  Di sini aku luapkan semuanya. Aku menangis. Perasaanku kacau. Hatiku hancur menjadi serpihan-serpihan yang terluka.
          Apa yang baru saja aku lihat? Dia, .. my handsome .. Aaargghh! Aku nggak kuat lagi menahan ini semua. Aku benci dunia ini! Aku benci my handsome !!
          Aku nggak habis fikir, dia yang selama ini tulus ku cinta, ku percaya. Tega mengkhianatiku. Meluluhkan harapan yang sudah lama aku inginkan.
Apa ini yang namanya cinta ? apa ini janji setia? Bohong!
          Aku terlamun, mataku menatap ke arah pohon tua itu dengan pandangan kosong. Airmataku masih mengalir di pipiku. Namun tiba-tiba, tangan halus menyentuh pundakku. Aku tersentak. Lamunanku buyar.
          ”Kamu kenapa?” Suara halus pun terdengar persis di sampingku. Aku hanya bisa membisu, dan menatap kedua matanya. My herro, dia datang saat hati ini luluh lantak.
          ”Kalau ada masalah cerita dong sama aku,” sesekali my herro tertawa renyah. Aku terdiam lagi. Tak ada yang lucu dari kata-kata my herro. Hanya semakin membuatku mengalirkan airmata semakin banyak.
          Lalu my herro menatapku, kedua tangannya menyentuh pipiku,”Ka.. kamu nggak napa-napa kan?” My herro kebingungan. Aku bisa melihat semua dari sinar matanya. Tapi sungguh, satu patah kata pun tak keluar dari mulutku.
          Tiba-tiba, ada yang berubah dengan raut mukanya. Dia seperti orang kesurupan, matanya seperti setan yang hendak membunuh orang. Dia berdiri, tangannya mengepal. Lalu beranjak pergi.
          Apa yang aku fikirkan! Apa yang akan dilakukannya.


Bersambung, udah gitu aja.

0 comments: