Letters To You [2]
Posted in Letters to you
Dear : “My First, My
Last, My Everything”
Kamu tau?
Rasa ini tiba-tiba dateng lagi.
Padahal sekuat tenaga aku coba buat lupain
semua tentang kita, tapi entah kenapa bayangmu selalu aja ada.
Aku nggak bisa, bener-bener nggak bisa.
Aku nggak sanggup secepat itu lupain semua.
Semua terlalu indah buat dilupain.
Jujur, susah buat sembunyiin semua
perasaanku. Aku nggak bisa terus-terusan pendem perasaanku ini, sendirian.
Semua itu justru bikin aku semakin
tersiksa.
Apa kamu ngrasain hal yang sama denganku?
Aku kangen saat-saat kita dulu.
Saat kamu selalu ada waktu buat aku. Serasa
waktu milik kita berdua.
Andai bisa ku ulang waktu.
Yang ku ingin, aku selalu denger kata cinta
setiap kali aku membuka mata.
Aku ingin ada orang yang paksa aku makan,
katanya: biar aku nggak sakit.
Aku ingin diboncengin naik sepeda seperti
waktu itu.
Aku ingin ada yang nyanyiin aku lagunya last
child_seluruh nafas ini- lagi, meskipun hanya seuntai kata-kata yang kamu tulis
lewat pesan.
Saat kamu bilang, tak ada cinta lain selain
aku.
Saat kamu bilang, sekalipun kamu nggak akan
tinggalin aku.
Aku ingin semua itu terulang lagi.
Tapi semua udah berlalu, aku takkan mungkin
kembali.
Kenapa sih, kisah kita berakhir cukup
sampai di sini aja?
Kenapa kamu justru tinggalin aku, tapi kamu
juga ninggalin luka di sini.
Kamu harus tau,
Aku tersiksa dengan semua ini.
Sekarang aku sendiri.
Memulai jalani semua ini, tanpamu.
Aku butuh kamu.
Aku butuh kamu buat hapus lagi semua luka
ini, aku butuh kamu buat hapus semua airmata ini.
Aku ingin kuat terima semua ini, tapi untuk
itu aku butuh kamu.
Tapi semua kurasa bakal sia-sia.
Mungkin saat ini aku salah mengharapkanmu.
Aku salah menginginkanmu untuk selalu ada
buat aku.
Karena aku tau, di sana ada orang yang lebih butuhin kamu, lebih
inginkan kamu buat selalu ada di sisinya, daripada aku.
Dan aku tau, hatimu bukan untukku.
Aku udah minta Tuhan buat ajari aku ikhlas
kok.
Ikhlas buat melepas semua yang bukan
untukku.
Tapi, semua nggak bikin aku semakin baik,
itu justru buatku semakin tersiksa.
Aku juga udah titipin sejuta salamku buat
kamu, lewat Tuhan.
Ya, mungkin salamku itu nggak nyampe ya?
Atau mungkin nyampe, tapi nggak ada balesan dari kamu. Haha
Atau aku emang salah masih nyimpen rasa ini
buat kamu?
Tolong jawab aku!
Tolong jawab, apa aku salah mencintaimu?
Mereka semua ngasih jawaban yang sama.
Mereka bilang sama sekali nggak salah.
Tapi kenapa semua jadi seperti ini?
Seolah-olah Tuhan nggak ngijinin aku buat
jatuh cinta sama orang yang aku cintai.
Nggak adil buat aku.
Bangunkan aku dari mimpi yang takkan
mungkin jadi kenyataan.
Sadarkan aku dari harapan yang terlalu
tinggi untuk aku raih.
Biar aku tau, semua ini bukan takdirku.
Andai aku bisa ungkapin perasaanku ini,
sampai kamu percaya.
Andai kamu tau, aku belum ikhlas melepasmu
untuk orang yang kamu sayangi.
Andai kamu tau, di sini aku selalu
mencintaimu, selamanya.
Tapi semua percuma :)
Kita mungkin tak bersama lagi.
Aku tau, ini yang terbaik untukmu.
Dia yang tebaik untukmu, bukan aku.
Meski setiap kali aku mencoba jadi apa yang
kamu mau, itu sama sekali nggak akan mengubah perasaanmu ke dia.
Nggak akan pernah.
Sekarang, biar aku yang mengalah. Biar aku
yang pergi meskipun itu berat buatku.
Ini kan
yang kalian inginkan?
Aku yakin dia pasti bakal seneng sama apa
yang aku lakuin, karna nggak bakal ada racun lagi diantara kalian, dan hubungan
kalian bakal balik kayak dulu lagi.
Tapi aku butuh waktu buat semua itu.
Tapi kalo emang udah saatnya aku
bener-bener pergi dari kalian,
Satu hal yang ingin aku katakan,
“Jaga dia ya, seperti waktu kamu jagain aku
dulu. Jangan pernah buat luka di hatinya, cukup aku yang terakhir kamu sakiti.” :)
Tuesday,
03April2012
Love
you,
-----
0 comments: