That Should Be Me
Posted in MemoriesThat should be me making you laugh
This is so wrong, I can’t go on
Till you believe, That should be me!
Kamu tau? Semenjak itu, aku sering menyanyikan lagu itu. Lagu kesukaanmu.
Tetapi lambat laun aku mulai yakin dengan perkataan temanku. Akankah mereka benar berpacaran atau tidak, aku yakin mereka punya perasaan yang sama. Aku bisa merasakannya.
Namun aku lebih yakin lagi ketika aku tau, cewek itu selalu mengumbar kebahagiaan dengan `pacarnya` itu di status facebook, dan aku sudah bisa merasakannya sejak dulu, sejak aku tau kamu mengenalnya, sejak aku tau kamu dan dia hatinya sama-sama kosong, dan sejak aku mendengar perkataannya tentang kamu.
Sekarang aku harus bagaimana?
Melihat kalian bergandengan tangan? Atau menunggu semua orang menertawakanku?
Tuhan, cewek itu lebih memiliki segalanya daripada aku.
Dia punya segala yang tidak aku punya.
Aku mengusap setiap airmata yang jatuh, mencari seuatu yang membuatku kembali tersenyum.
Tuesday.
Aku berjalan lunglai menuju kelasku. Sepasang mata melihatku dari jauh. Dia, sedang duduk di kursi kayu yang berjejer di depan kelas, menatapku. Hanya dua detik mata itu memandang. Dan aku pahami itu. Aku mulai mengerti saat ini.
Pelajaran sekolah sama sekali tak bisa masuk ke otakku. Suasana di kelas tak bisa membuatku kembali nyaman seperti biasanya. Semua tak bisa merubah perasaanku.
Seharusnya aku tak berada di sini, seharusnya aku tidur di rumah, di temani alunan musik yang bisa membuatku kembali tersenyum. Lalu dalam sekejap melupakan apa yang terjadi sebenarnya.
Seseorang yang tiba-tiba hadir membantuku meringankan luka ini.
aku mencoba membuka hati untuk yang lain. Memberi ruang di hatiku yang paling dalam kepada seseorang yang benar-benar mencintaiku apa adanya.
Dan orang itu hadir, tanpa aku undang.
Semua berlangsung apa adanya, bermula saat dia menulis sepatah kata di dinding facebookku, sampai saat aku jatuh cinta kepadanya.
Tapi saat itu aku menjadi cewek yang paling bodoh di dunia ini. Aku mencintai orang yang salah.
Aku mencintai orang yang sudah dicintai orang lain, aku mencintai orang yang pura-pura mencintaiku. Aku mencintai orang yang tidak hanya aku yang dia dekati. Aku mencintai orang yang benar-benar tidak pantas untuk dicintai.
Tapi apa cinta itu salah? Bukankah cinta itu anugrah?
Aku merasa nyaman melihat setiap kata yang dia tulis.
Aku bingung, aku juga tak ingin merusak hubungan mereka. Hingga akhirnya dia tiba-tiba menghilang dari kehidupanku.
Bersambung….
0 comments: