Friday, May 13, 2016

0

Untuk Berhijrah, Mengapa Harus Menunggu?

Posted in , , , , ,
“Dunia ini adalah perhiasan. Sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah.” Begitulah bunyi H.R Muslim yang selalu mendengung-dengung di telingaku. Aku sangat menyukai bunyi itu, dan sebagai seorang wanita sudah seharusnya aku bangga—sejak dulu.
            Aku pernah begitu menyesal dengan masa lalu. Mengumbar aurat yang kupikir akan tampak sempurna di mata banyak orang, namun membawaku jauh sekali dengan Sang Pencipta. Berperilaku yang tak menunjukkan bahwa aku adalah seorang wanita dan aku ini muslimah. Terutama aku seharusnya adalah sebaik-baiknya perhiasan itu.
            Dengan aku membiarkan helai demi helai rambutku terurai diterpa angin begitu serakah, sama saja aku membiarkan otakku mendidih di dalam panasnya api neraka yang tak sebanding dengan apa yang sering kukeluhkan di dunia. Pun sudah berapa langkah Ayah akan terseret menuju neraka karena kesalahanku tak menutup auratku selama itu. Aku merasa sangat menyesal.


            Mungkin ini bukan tentangku. Namun lebih pada hijrahku. Hijrah seorang yang merasa kelalaiannya membawa dampak pada diri dan orang-orang di sekitarnya. Maka aku memutuskan untuk menutup kepalaku dengan hijab, dan berdoa semoga selalu ada hidayah untukku.
“Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” Itulah yang membuatku berpikir untuk selalu ingin mengerti makna apa di balik hijab yang kukenakan ini.
            Hingga pada akhirnya aku bertemu dengan sahabat-sahabat yang menjadi anugerah terbaik yang Allah berikan kepadaku. Bersama mereka, aku merasa pintu hatiku yang keras dapat terketuk dan akhirnya luluh. Aku yang dahulu setiap ada perayaan menjadi pemburu fanatik jeans kesayangan, kini beralih memilah-milah mana gamis yang mampu menutupi yang tak seharusnya tampak. Kurentangkan hijab ke tubuhku, menutupi dada. Kupandangi cermin dan merasa takjub dengan yang kukenakan saat ini.
            Memang benar. Tanda kekuasaan Allah memang nyata. Berhijab dengan benar akan membawa pada pengaruh yang besar. Hijab mampu menghadirkan kebaikan. Pancaran ilmu, iman dan taqwa kepada Allah Swt. Bukan aku ingin bersembunyi di baliknya atas dosa-dosa yang pernah kuperbuat, namun aku ingin berlindung agar kelak tak terjadi lagi maksiat.
            Aku meninggalkan hal yang dahulu kusukai untuk sesuatu yang Allah sukai. Karena apa yang menurutku baik belum tentu itu baik untukku. Tidak perlu menunggu hidayah datang, karena ini soal kemantapan hati. Aku berhijrah untuk diriku sendiri, untuk keresahan hati yang tak menginginkan orang-orang yang kucintai akan merasakan maksiat yang tak sengaja kutanamkan kepada mereka dengan tidak berhijab.
            Dengan berhijrah aku dapat bermuhasabah atas keburukan yang kulalui di masa lalu. Aku berharap tak satu orangpun mencaci diriku di masa itu, karena aku sudah melangkah lebih dekat menuju-Nya. Aku berhijrah dengan memulai untuk mematuhi apa yang Allah dan Rasulku perintahkan. Karena hidup hanya sementara, dan tugas kita hanya beribadah dan memohonkan ampunannya.
            Aku adalah seorang muslimah, dan menjadi sholehah adalah hadiah terindah yang akan kuberikan pada orang-orang hebat yang telah mendidikku selama ini. Memantaskan diri di jalan Allah dan tak mengharapkan apapun kecuali ridha-Nya. Kelak akan Ia sempurnakan agamaku dengan jalan yang telah Ia tetapkan. Menjadikanku muslimah yang berguna bagi siapapun. Menuntunku untuk terus menggapai satu yang menjadi impian banyak muslimah, dan untukku sendiri...

            ...menjadi bidadari syurga.

0 comments: