Friday, January 18, 2013

0

“Izinkan Aku Pergi”

Posted in , , ,


Wednesday, 9th January 2013

Aku menyesal. Ada satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku menyesal masuk dalam permainan ini. Bahkan sampai saat ini aku tak tahu bagaimana cara mengakhiri.
            Kau harus tahu mengapa aku bersikap seperti ini. Dan aku percaya kau juga merasakannya. Kau terlalu baik untuk kuabaikan, atau salahku yang terlalu perasa?
            Aku ingin menyentuhmu. Namun tanganku seolah kaku. Aku ingin memanggil namamu, namun bibir ini terasa kelu. Aku juga ingin menjadi yang pertama kaubutuhkan saat masalah datang padamu. Mengapa saat pertemuan itu, waktu terasa bergerak lebih cepat? Sehingga tak ada sela untuk kita saling mengungkap rasa.
Siapa yang bisa kusalahkan? Waktu? Takdir? Kamu? Bahkan kau datang di saat yang tak tepat. Saat hatiku telah bergemuruh. Saat hatinya pun meluruh.
            Kau tahu? Aku dan kamu seperti air dan minyak, berdekatan namun tak bisa menyatu. Sanggah pernyataanku bila memang itu salah. Atau selama ini aku salah mengartikan rasa yang ternyata hanya bombastis saja? Atau selama ini yang terjadi di antara kita hanya guyonan semata? Kalau memang begitu mengapa aku merasa tak ada yang lucu dengan semua itu? Atau kau menganggapku hanya pelarian sama seperti apa yang telah dia lakukan? Iya?
            Kalau semua itu benar, aku takkan ragu mengatakan bahwa semua laki-laki sama saja.
            Kau beri rasa yang berbeda. Kaujadikan semua seperti nyata. Namun aku ingin semua menjadi mimpi. Aku ingin semua hanya sekedar ilusi. Karena kutahu kita tak mungkin bersama. Kutahu kita seperti langit dan bumi yang jauh berbeda. Izinkan aku mencari sepasang sayapku lagi, bila memang kau datang hanya untuk mematahkan sebelah sayapku.
            Izinkan aku mencari kehidupanku sendiri, bila memang kehadiranmu hanya membuat semua semakin 
kelam. Aku hanya tak ingin terluka, untuk kesekian kalinya; untuk alasan yang sama.

0 comments: