Tidak :)
Hai,
Hari ini aku melihatmu, untuk kedua kali setelah perpisahan itu. Kau ada di persimpangan tempat yang selalu kita lewati dulu; saat kau mengantarku pulang.
Tidak, aku menyebutnya ini suatu kebetulan. Bukan takdir Tuhan yang mempertemukan, bukan seperti yang orang-orang bilang; jodoh. Tapi aku tak tahu dengan kata hati ini, sebelum aku melihatmu, dia selalu berkata kau ada di sana. Detik itu juga. Lalu kau benar-benar ada. Menjelma, tapi kuyakin itu kau.
Kau masih sama seperti dulu; postur tubuh yang masih semenggemaskan dulu, simpul senyum yang masih seperti dulu, dan gerak gerikmu yang menjadi khas dirimu.
Tapi mungkin jiwamu bukan yang dulu. Bagiku, kau yang kukenal sudah hilang. Mati.
Hanya kebetulan. Tak lebih.
Namun sayang, beberapa kali aku mencoba menghilangkan raut wajah yang masih tercetak begitu jelas, malah justru semakin tergambar jelas. Dan aku tak ingin seperti ini.
Saat kumenikmati White Fish Steak, saat kumemasukkan bola ke ring basketball GameFan, saat kumenyapu setiap pandangan; kau ada. Aku tak ingin seperti ini, sungguh. Semua justru hanya mempersulit keadaanku.
Semoga ini kebetulan. Yang kulihat bukanlah kau. Hanya saja itu jiwa barumu. Kau yang lain, bukan kau yang seperti dulu.
Dan untukmu, salam terhangat untuk jiwa barumu.
Hari ini aku melihatmu, untuk kedua kali setelah perpisahan itu. Kau ada di persimpangan tempat yang selalu kita lewati dulu; saat kau mengantarku pulang.
Tidak, aku menyebutnya ini suatu kebetulan. Bukan takdir Tuhan yang mempertemukan, bukan seperti yang orang-orang bilang; jodoh. Tapi aku tak tahu dengan kata hati ini, sebelum aku melihatmu, dia selalu berkata kau ada di sana. Detik itu juga. Lalu kau benar-benar ada. Menjelma, tapi kuyakin itu kau.
Kau masih sama seperti dulu; postur tubuh yang masih semenggemaskan dulu, simpul senyum yang masih seperti dulu, dan gerak gerikmu yang menjadi khas dirimu.
Tapi mungkin jiwamu bukan yang dulu. Bagiku, kau yang kukenal sudah hilang. Mati.
Hanya kebetulan. Tak lebih.
Namun sayang, beberapa kali aku mencoba menghilangkan raut wajah yang masih tercetak begitu jelas, malah justru semakin tergambar jelas. Dan aku tak ingin seperti ini.
Saat kumenikmati White Fish Steak, saat kumemasukkan bola ke ring basketball GameFan, saat kumenyapu setiap pandangan; kau ada. Aku tak ingin seperti ini, sungguh. Semua justru hanya mempersulit keadaanku.
Semoga ini kebetulan. Yang kulihat bukanlah kau. Hanya saja itu jiwa barumu. Kau yang lain, bukan kau yang seperti dulu.
Dan untukmu, salam terhangat untuk jiwa barumu.
0 comments: