Thursday, December 6, 2012

0

As Sweet As Last December

Posted in , , , , , , , , , , , , , ,
bunga terakhir

“I want our story ends, as sweet as when we met, last December.”



Di sini, aku selalu merindukan semua yang mulai terkenang. Kenangan yang sebenarnya tak ingin kuingat lagi, namun ia tak inginkan aku berlari. Dan akupun terdiam, membiarkan masalalu menggerogoti tubuhku perlahan.
             Aku ingin senyuman, seperti waktu itu. Saat tak ada lagi yang bisa membuatku melukiskan lengkung indah di bibirku. Aku ingin genggaman. Saat ragaku mulai rentan. Keraguan begitu kuatnya menghadirkan bimbang yang membuatku hilang kesadaran. Ke mana aku harus melangkah?
Aku selalu mengabadikan cinta yang meski telah lama mati di antara sekat-sekat hatiku, yang semakin sulit terbuka untuk mencari penggantimu.

           Aku mencari-cari. Meratapi di setiap sudut sorot mata ini. Kau tak ada di tempat kita saling menukar rindu. Kau tak ada di tempat kita membunuh waktu. Tak ada yang tersisa. Hanya bayang-bayang kenangan yang silih berganti memenuhi setiap pandangan ini.
          Di mana dirimu? Mengapa tak kau bawa ragaku bersamamu? Mengapa kau tinggalkanku di sini bersama keping-keping lukaku? Mengapa kau biarkan aku merasakan hal yang sama, yang terulang untuk yang kesekian kalinya? Padahal aku selalu menginginkan semua ini takkan pernah terulang kembali.
          Aku lelah seperti ini. Perjalanan hidupku yang lama kutempuh tanpa ada dirimu. Pengkhianatan semakin menjelma di setiap aku membuka mata. Ketulusan yang seringkali disalah-artikan. Kemunafikan yang ikut mewarnai duniaku. Dan cinta, yang perlahan menjadi dusta, yang lekat dengan kehidupanku yang semakin pekat.
         Aku ingin kau ada di sini. Aku ingin hanya dengan bahumu aku bisa tumpahkan semua laraku. Aku ingin hanya dengan jemarimu, mampu menghapus setiap butir-butir bening di pelupuk mata yang seringkali menggangguku. Aku ingin kau menemaniku, saat di tempat yang tak lagi berbeda kita saling melawan waktu, hingga akhirnya sampai di ujung penantianku.
        Temani Desemberku. Desember kita, dulu. Temani aku mengakhiri semua yang dulu menjadi awal cerita kita. Agar aku bisa mengenang semua, agar tak ada lagi airmata yang seringkali hadir tanpa kuminta. Tanpa ada penyesalan saat kumengingatnya.

Tanpa ada kamu.
 
 
Di sini.

------------------[aku ingin kisa kita berlalu, semanis saat kita bertemu, Desember lalu.]-------------------


 Sampai saatnya tiba,
kau dan aku, tak lagi ada di tempat yang sama.

0 comments: