U S A I
Posted in Letters to you, lonely, Puisi"hanya goresan tinta yang tak berarti apa-apa"
Takkan pernah aku sesali apa yang telah terjadi.
Takkan pernah aku lupa tentang apa saja yang telah membawaku
melewati hidup yang hampa tanpa cinta
Tanpa hadirnya seseorang yang akan membuat hatiku terjaga
Dan tak akan pernah membiarkan satupun yang akan melukaiku,
apapun itu.
Mungkin ini yang Tuhan janjikan untukku.
Memulai hidup baru,
Menghadirkan malaikat yang selama ini aku tunggu.
Atau mungkin memaksaku, menuliskan serangkaian kata-kata,
tentang kisah baruku.
Kisah tentang aku dan dia.
Ini terlalu cepat untukku
Belum sempat aku memahami arti semua.
Mengapa dia tiba-tiba datang memberiku cinta?
Dan mengapa hati ini berkata, dialah yang Tuhan janjikan
untukku.
Untuk kisah baruku.
Apa aku sedang bermimpi?
Atau aku sedang terlarut dalam lamunan yang tak akan ada
ujungnya?
Atau aku akan menunggu seseorang untuk mencubitku, memaksaku
membuka mata lebar-lebar dan merasakan apa yang sedang terjadi padaku?
Tanpa aku sadari, ini benar-benar terjadi.
Bukan mimpi, atau bahkan lamunan.
Aku dapat merasakannya, sesuatu yang tak pernah aku rasa
sebelumnya.
Inikah cinta yang Tuhan janjikan untukku?
Diakah seseorang yang Tuhan pilihkan untukku saat itu?
Bukan kata ‘tidak’ yang aku harapkan yang kan menjadi jawaban dari semua pertanyaanku.
Karena aku yakin, ini cintaku.
Akankah ini akan kurasakan selamanya?
Akankah cinta ini akan selalu terjaga? Sampai saatnya kau
tak mampu menjaganya lagi.
Apa yang tiba-tiba membuatku mengingat janji-janji yang kau
ucap untukku.
Janji bahwa kita akan selalu bersama.
Dan kamu yakinkan aku, takkan ada satupun yang akan
memisahkan kita.
Takkan pernah ada.
Tanpa aku sadari, tak pernah aku lewati hari tanpa adanya
dirimu
Tak pernah aku menyadari, bila tak ada kamu di hatiku.
Dengarkan aku cinta, coba rasakan apa yang sedang aku rasakan.
Pegang setiaku ini, hanya untukmu.
Tentang cinta yang kau janjikan akan ada selamanya,
Tentang apa yang membuatmu menerima sebagaimana adanya aku.
Dan tentang apa saja yang menuntun kita melangkah, habiskan
waktu bersama.
Kau janjikan untuk selalu ada untukku.
Sampai hati, kau buatku merasa indahnya dicintai dan
mencintai.
Apa kamu merasa apa yang aku rasakan saat itu?
Aku seperti terbang melewati awan, dengan sayap kau coba
kepakkan.
Bukan hanya karna apa saja yang telah membuatku melihat
indahnya cinta, tapi juga apa yang aku rasakan saat bersamamu.
Aku sangat mencintaimu.
Hati ini terlanjur tak bisa tanpamu.
Dan aku tak ingin satupun yang membuatmu menghilang dariku.
Takkan pernah aku biarkan kisah kita berakhir.
Semampuku.
Tapi satu yang aku minta darimu, jangan pernah tinggalkan
aku.
Sampai pada akhirnya, cinta yang sempat pergi, datang
kembali.
Cintamu yang hilang, hadir di antara kita.
Orang yang sama sekali tidak aku kenali, kini ada di
tengah-tengah kita.
Hadir saat aku benar-benar tak ingin kehilanganmu.
Apa yang membuatnya tak ingin kehilangan dirimu sekalipun?
Haruskah dia hadir, disaat hatimu telah menjadi milikku?
Dan apa yang membuatnya ingin memisahkanmu dariku?
Aku sama sekali tak mengerti semuanya.
Bukan jadi masalah, kalau memang ini keinginannya untuk
hadir lagi dalam hidupmu.
Dan sama sekali aku tak peduli, jika dia masih belum bisa
melupakanmu.
Akupun takkan membencinya, jika dia masih ingin bersamamu.
Tapi satu pertanyaanku, masihkah ada perasaanmu untuknya?
Cinta, coba buka hatimu, rasakan apa yang benar-benar aku
rasakan saat itu.
Saat kamu bilang, masih ada cinta di hatimu untuknya.
Saat kamu bilang, tak akan pernah bisa melupakan seseorang
yang telah lama ada di hatimu.
Meskipun sekeras hati kamu mencoba menjaga perasaanku.
Menjaga agar tak terluka karna.cintamu.
Bukan.
Kamu salah.
Aku berpura-pura kuat di hadapanmu.
Tanpa kamu tau betapa hati ini telah menjadi
serpihan-serpihan yang tersakiti karna aku tau, bukan hanya aku yang ada di
hatimu.
Inikah yang aku takutkan, Tuhan?
Haruskah aku terus mencoba tegar, meskipun sakit kurasakan?
Haruskah aku merelakan semua yang aku kira akan menjadi
milikku seutuhnya?
Haruskah aku berpura-pura menerima kenyataan, untuk
merelakannya kembali pada orang yang dia harapkan mampu menjadi penguasa
hatinya?
Aku takkan pernah bisa.
Aku memang nggak tau apa-apa tentang kamu.
Aku sama sekali tak mengenalmu.
Dan dia? Siapa dia sebenarnya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Tuhan, aku sama sekali tak tau apa-apa.
Bahkan, untuk tau siapa kamu sebenarnya, aku nggak bisa.
Tapi kenapa, kamu buat hati ini terlanjur mencintaimu?
Kenapa?
Sekarang apa yang aku takutkan benar-benar terjadi.
Cintaku pergi.
Cinta tinggalkan aku di sini, untuk lebih memilih pergi
dengan seseorang yang lebih dia sayangi.
Meski kamu berkata masih akan tetap mencintaiku.
Akankah aku tetap menunggumu?
Bersabar, berdiri melawan waktu sendiri tanpamu
Demi menjaga setiaku ini.
Dan menunggumu kembali untukku.
Tuhan, ini terlalu sulit untukku.
Aku takkan pernah bisa bohongi perasaanku.
Meski mulut ini berkata aku bisa.
Meski aku terus mencoba menghapus semua kenangan kita.
Tapi hati ini berkata lain.
Kusadari aku lemah tanpamu, kusadari aku tak mampu berdiri
sendiri tanpamu.
Aku butuh kamu.
Hal bodoh!
Itu yang baru saja aku lakukan.
Mengharapkan seseorang yang telah melukaiku untuk kembali
untukku.
Kembali untuk melukaiku dengan alasan yang sama.
Tapi bagiku itu sama sekali bukan hal bodoh.
Aku yakin, cinta itu masih ada.
Meskipun mereka menganggapmu hanya berpura-pura mencintaiku.
Meskipun kamu tak pernah bisa mencintaiku seutuhnya.
Tapi percayalah, aku masih di sini menunggumu.
Selama apapun itu.
Lama.
Sangat lama aku menunggumu di sini.
Sendiri, dan sepi tanpa hadirmu lagi.
Dan melihatmu bahagia bersamanya, yang menjadi kebiasaanku
semenjak kamu pergi.
Juga rasa rindu yang terpendam, yang kurasa sekarang menjadi
rindu yang terlarang.
Yang tak mungkin aku ungkapkan, saat kamu telah menjadi
miliknya.
Biar aku simpan segalanya.
Cukup aku yang merasakan semuanya.
Jangan dia.
Karna aku percaya dengan janjinya.
Dan waktu yang akan membawanya kembali untukku.
Aku yakin itu.
Penantianku tidak sia-sia.
Kesabaranku yang membawamu kembali di sini.
Bersama dirimu yang dulu mencintaiku apa adanya.
Tapi apa yang aku lakukan?
Tak sadar, ada hati yang terluka di sana .
Dia, dia yang kamu bilang telah melukai hatimu.
Apa aku terlalu egois?
Apa aku berhak mengambil kembali hati yang sempat aku ambil
darinya?
Atau aku harus membuangnya jauh, agar tak ada lagi cinta di
antara kita?
Tapi Tuhan, aku sangat mencintainya.
Keraguan datang menghalangiku.
Saat kau minta aku kembali, bayang-bayang kesalahan itu
selalu hadir menggangguku.
Tapi kamu coba tutup keraguanku dengan janji-janjimu.
Janji tak akan meninggalkanku untuk kedua kalinya.
Tak perlu mengucap janji, jika kamu belum yakin akan bisa
menepatinya.
Tak usah ucapkan janji bila suatu saat kau akan mengulang
kesalahan yang sama.
Tapi kesempatan itu masih ada.
Aku mencoba memberi kesempatan pada orang yang benar-benar
akan mencoba menepati janjinya.
Kesempatan kedua.
Kamu tau?
Aku tak pernah menyangka akan memiliki cinta sepertimu
Dan aku tak pernah menyesal, pernah jatuh cinta denganmu.
Bersama waktu, kamu mencoba tunjukkan apa yang benar-benar
membuatku sadar cintamu untukku.
Bersama kesetiaan dan janji tak akan melukaiku lagi,
membuatku yakin dengan cintamu.
Terlebih saat kamu bilang, akulah yang terakhir untukmu.
Lalu kamu bilang, hanya aku yang ada di hatimu.
Dan kamu akan tetap mencintaiku, selamanya.
Masih berjalan apa adanya.
Dan masih sama seperti dulu.
Aku masih melihat kamu yang dulu, kamu yang mencintaiku apa
adanya.
Tapi, sadarkah kau?
Aku merasa tergantung dengan semua ini.
Dengan kisah kita yang masih dipertanyakan keadaannya.
Mungkinkah kita akan kembali?
Seperti yang dulu.
Haruskah aku yang memintamu kembali untukku?
Haruskah aku yang memaksamu menjadi kamu yang selalu ada
untukku?
Apa kisah ini tak pantas lagi untuk dipertahankan?
Atau mungkin tak ada lagi cinta di hatimu untukku.
Aku merasakannya.
Aku tak melihat lagi kamu yang dulu.
Kamu yang sekarang, beda.
Lama, aku mencoba sabar menunggumu.
Menunggumu sadar dengan perasaan yang lama aku pendam.
Tapi itu tak sedikitpun merubah keadaanmu yang sekarang.
Tak mengubah perasaanmu sedikitpun.
Dan untuk kedua kalinya.
Aku melihat cintaku yang khianat, cintaku berkhianat.
Sekali lagi kamu melakukan kesalahan yang sama.
Kenapa kamu lakukan itu lagi?
Kamu kembali dengan dia yang bahkan telah menyakitimu.
Tanpa mengerti perasaanku, sedikitpun.
Aku tau, aku mengerti.
Bukan salahmu, kalau memang kamu tak bisa mencintaiku.
Bukan salahmu, kalau memang hanya dia yang bisa membuatmu
jatuh cinta.
Bukan salahmu, jika kamu lebih memilih dia daripada aku.
Aku tau.
Aku hanya orang asing yang tiba-tiba hadir di kehidupanmu
Dan membuatmu buta karena mencintaiku.
Aku hanya orang asing yang datang dan menghancurkan cinta
kalian.
Aku hanya orang asing, yang mencoba menjadi bagian dari
hidupmu.
Meskipun hanya sebagai penghapus lukamu.
Aku tau.
Dia yang lebih mengenalmu, bukan aku.
Tapi satu yang aku minta, tolong mengerti aku.
Sekali ini saja.
Haruskah aku kembali yakinkanmu bahwa aku sangat
mencintaimu?
Untuk apa? Itu sama sekali tak akan mengubah perasaanmu
untuknya.
Tuhan, jika memang mencintainya itu salah, buang jauh rasa
ini untuknya.
Jika mencintainya itu dosa, tolong tutup hati ini untuknya,
Tuhan.
Sekarang aku mengerti, aku sadar tentang apa yang membuatnya
tak bisa mencintaiku.
Bukan tentang kelemahan, atau keterbatasan yang aku miliki.
Juga bukan karena aku tak bisa menjadi apa yang dia minta
Karena memang di hatinya ada orang lain.
Yang tak akan pernah membuatnya berhenti mencintainya
Tak satupun bisa merubah perasaannya, yang hanya untuknya.
Dan aku, aku hanya orang yang tidak kamu kenal, yang
tiba-tiba datang menghapus semua luka dan airmatamu, menemanimu sampai kamu
mendapatkan cintamu kembali.
Sekarang aku cukup mengenalmu.
Haruskah ku akhiri semua cukup sampai di sini?
Haruskah kisah cinta yang Tuhan janjikan untukku berakhir
cukup sampai di sini?
Bukan seperti ini kisah cinta yang aku inginkan.
Bukan berakhir dengan luka.
Masih adakah harapan untukku sekarang?
Masih pantaskah aku mengharapkan seseorang yang sama sekali
tak bisa mencintaiku?
Atau membiarkanku di sini tersiksa dengan harapan-harapan
palsu yang tak mungkin jadi kenyataan.
Mana janjimu?
Mana janji untuk mencintaku selamanya?
Mana janji untuk tidak meninggalkanku lagi?
Atau janji yang takkan pernah membiarkan aku terluka, untuk
kedua kalinya.
Aku tak pernah menyangka sebelumnya, orang yang aku sayangi,
tak pernah bisa mencintaiku.
Aku kira kisah ini akan selamanya.
Aku kira kisah ini akan berakhir bahagia.
Aku kira kamu bisa tepati janjimu.
Apakah orang yang selama ini aku cintai, hanya berpura-pura
mencintaiku?
Aku semakin tersiksa karna tak bisa memilikimu.
Mengapa kita bertemu kalau akhirnya dipisahkan?
Mengapa kamu berkata kamu mencintaiku kalau di hatimu masih
tersimpan cinta untuknya?
Mengapa kamu biarkan aku jatuh cinta denganmu kalau akhirnya
hanya menyisakan luka?
Cinta, coba lihat airmataku ini.
Coba rasakan, setiap tetesan ini adalah luka.
Yang aku biarkan menetes setiap aku tau, kisah kita sudah
berakhir.
Tuhan, andai aku bisa kembali.
Aku ingin dicintai dan mencintai seperti dulu.
Aku ingin selalu ada cinta di hatinya untukku.
Aku ingin selalu ada dia, untukku.
Tapi jika memang kisah ini harus berakhir cukup sampai di
sini,
Ajari aku ikhlas, Tuhan.
Yakinkan aku bahwa semua ini bukan takdirku, untuk bisa
mencintainya.
Sungguh aku mencintainya, tapi tak mungkin lagi bagiku untuk
kembali padanya.
Dan sekuat tenaga aku mencoba untuk tidak kembali lagi
padanya.
Aku tak ingin, cinta mereka hancur karna kehadiranku
aku tak ingin kesalahan yang sama itu terulang lagi.
Meskipun dari dalam hatiku, aku menginginkannya.
Aku kira masih akan ada kesempatan yang lain, setelah kamu
sia-siakan kesempatan kedua.
Aku kira dengan kembali bersabar akan membawamu kembali
untukku.
Dan menjaga kesetiaan yang aku janjikan untukmu.
Mengapa kau datang memberiku cinta?
Mengapa kau biarkan rasa ini terus tumbuh di dalam hati ini?
Mengapa disaat aku terlanjur mencintaimu, dan tak ingin
kehilangan dirimu, kamu justru pergi jauh, tinggalkan aku sendiri.
Aku hampir lelah pada setiaku.
Aku hampir menyerah menunggumu kembali untuk menepati
janjimu.
Aku hampir menyerah untuk tetap bertahan mencintaimu.
Aku hampir menyerah untuk tetap mengharapkan cinta yang
jelas-jelas tak ada untukku.
Aku menyerah, aku menyerah terlebih saat aku tau, kau tak
lagi peduli dengan semua perasaanku.
Kamu yang menginginkan semua ini.
Kamu yang merubah semua keadaan menjadi seperti ini.
Ini jalanmu, bukan jalanku, ataupun jalan kita.
Hanya kamu yang bisa merubah semua menjadi seperti dulu.
Saat kita masih bisa bersama.
Atau, kamu akan tetap kehilanganku untuk selamanya.
Cinta, coba mengerti aku saat ini.
Coba dengarkan kata hatiku ini.
Meski sekeras hati kau coba lupakan aku.
Meskipun tak ada lagi cinta di hatimu untukku.
Dan disaat kamu telah temukan orang yang benar-benar bisa
buatmu bahagia.
Ijinkan aku titipkan kisah cinta ini.
Jangan pernah lupakan kenangan yang pernah kita lewati
bersama.
Demi aku, yang pernah ada di hatimu.
Dan satu hal lagi yang perlu kau tau, di sini aku akan tetap
mencintaimu, s e l a m a n y a.
0 comments: