Sajak Bisu di Tepian Bengawan
Posted in @atikarahmaa, #JCDD2, bengawan solo, karya Atika Rahma F, makna lagu cublak-cublak suweng, solo jawa tengah, tembang dolanan
Cublak-cublak suweng
Suwenge ‘ting gelenther
Mambu ketundung gudhel
Pak gempo lera-lere
Sapa ngguyu ndhelikake
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong.[1]
“Selalu lagu itu yang kamu nyanyikan.”
Angin
berembus lembut, menyusup masuk ke dalam telinga gadis itu –membawa sepenggal
kalimat yang terucap lirih dari bibir kehitaman Endy. Senja yang menyongsong di
cakrawala barat, menawarkan keindahan sederhana yang tersirat melalui
semburat-semburat jingganya, membuat bibir pucat gadis itu menyungging ke atas.
Ia tersenyum.
“Kamu
tahu di mana tempat menyembunyikan sesuatu yang berharga seperti yang ada dalam
sajak-sajak tembang itu?”
Endy
mengernyit, “Aku saja nggak tahu makna tembang itu. Memang di mana?”
Mata
indah itu menyergap Endy dengan teduh. Seteduh berlindung di bawah pohon
angsana ditemani gemericik suara aliran sungai yang memercik tegas setiap
derasnya menghantam bebatuan besar. Namun tak juga Endy sadari, perahu-perahu
kecil yang terlebih dulu menyita perhatiannya, membuat gadis itu kemudian
tertunduk sia-sia.
“Mungkin
hanya orang dewasa yang dapat menebaknya, Ndy.”
☺