Showing posts with label Ibu. Show all posts

Friday, May 16, 2014

0

Cinta Abadi Pemilik Surgaku

Posted in , , ,
@atikarahmaa


Kau telah jadikan dunia ini bagai surga dengan segala romansanya. Jangan pernah kauubahnya kembali temaram seperti saat aku kehilanganmu, Ibu.
            Kujamah lagi bingkai figura usang itu. Sisi-sisinya tergores begitu kasar oleh waktu yang telah lekang. Perlahan tapi pasti, aku akan terbuai lagi ke dalam masa yang tak mungkin bisa kembali kucicipi. Kecupan manis, tawa sederhana yang perlahan mulai terkikis—oleh debu-debu yang telah dengan sadis menutup paras cantikmu.
Aku tersenyum kecut. Dengan sekejap debu-debu itu beterbangan seakan telah terusir dari peradabannya, membuatku bisa menjamahi lebih jelas lagi bagaimana lekuk wajah itu. Damai jiwaku ketika kuterbenam dalam pesona indah dirimu. Inikah wanita yang selalu menyebutku dalam perbincangan panjangnya bersama Tuhan? Inikah wanita yang selalu kudambakan dalam setiap perjalanan hidupku yang sebelumnya temaram? Kaulah satu-satunya jawaban, karena memang tak kutemui lagi insan di dunia yang sepertimu, Ibu.

Sunday, December 22, 2013

0

Hari Ibu

Posted in , , , , , ,
Selamat Hari Ibu.
Silakan membaca di postingan ini:

Sepotong Hati untuk Ibunda - Kompasiana

arf-creative


Jangan lupa untuk meninggalkan komentar dan beri tanggapan.

Tuesday, December 10, 2013

0

Selamat Ulang Tahun, Ibu

Posted in , , ,
google


Selamat ulang tahun, Ibu


Salam terhangat dari kedua putrimu yang meringkuk karena gigil yang terlalu angkuh memeluk kami di atas ranjang ini. Kuingat, hari ini adalah hari istimewamu. Ketika pagi itu, kulangsungkan untuk segera mengirimmu pesan singkat dan tak memungkinkan untuk kita saling menjabat.

Kukatakan: Selamat ulang tahun, Ibu.

Dan segenap buncahan kata-kata terlontar melalui karakter itu. Meski semua tak bisa mewakilkan bagaimana hatiku yang selalu berharap yang terbaik untukmu, setidaknya kautahu; aku begitu menginginkan hal itu menjadi kenyataan.

Kau membalasnya: Terima kasih, Ibu malah lupa.

Aku tersenyum. Membuatku sadar bahwa kausemakin tua, Ibu. Aku tak ingin semakin cepat melihat rambutmu yang perlahan memutih. Aku ingin terus menerus mengucap kata manis ini di setiap penghujung tahun seperti saat ini. Aku ingin dewasa bersama Ibu.

Semoga Tuhan akan mengabulkan doa-doa yang menjadi buncahan kata yang tercipta untuknya.

Sekali lagi, selamat ulang tahun, Ibu.

Sunday, December 8, 2013

2

Merindumu, Ibu

Posted in , , , , , ,
picture from google
Pada akhirnya, waktu telah membawaku ke masa ini. Masa yang paling kutakuti, menjeratku yang semakin lekat dengan air mata. Masa di mana hanya akan ada rindu yang mengusik jiwa. Bukan, bukan itu, Ibu. Aku tak ingin masa ini akan sering memaksaku untuk melupakan apa yang pernah terjadi dulu. Segalanya hanya akan mencipta sendu dalam palung jiwaku. Percayalah kepadaku.
            Bagai kembali pada masa di mana kebahagiaan tercipta tanpa pernah kumemintanya. Dalam senyum simpul yang kaugurat penuh makna, kauyakinkanku bahwa pertemuan begitu manis terasa. Namun mengapa kauciptakan perpisahan yang begitu menyakitkan bila kausendiri tahu, bahagia akan hilang setelah itu.
            Ibu, dapatkah kaumeminta waktu untuk kembali? Kuingin menikmati setidaknya enam puluh menit untuk merasakan hangat dekapanmu. Kuingin rasakan bagaimana sejuknya romansa yang tertuang dalam balut hangat sapamu. Seperti dulu, Ibu.
            “Ibu, jika aku dewasa nanti, Ibu akan tetap bersamaku, bukan?”
            Kaumengangguk. Dalam guratan senyum itu, kaubisikkan kata-kata indah, ”Ibu akan selalu ada di sini.” Jemarimu menjamah lembut debar dadaku yang tertabuh mencipta melodi rindu. Aku akan merindukan segalanya.

Saturday, August 27, 2011

0

AKU SAYANG IBU ♥

Posted in , ,
aku terdiam,
duduk di samping jiwa yang tergolek lemas.
sejenak aku tak dapat merasakan kebahagiaan sedikitpun yang tersisa di diriku.
melihatnya tak berdaya, tak seperti biasa
perkiraanku benar, Ibu sakit.

Ibu, jauh dalam lubuk hatiku tak inginkan Ibu begini
tergolek lemah seakan diam seribu bahasa
selimut putih yang menutupi tubuhmu
sama sekali tak merubah keadaan, 
engkau tetap diam.

Ibu, lebih baik aku melihatmu diam karna marah daripada diam seperti ini
aku tak sanggup mendengar rintihan-rintihan keluar dari mulutmu
aku tak mampu menahan airmataku, membiarkan mereka jatuh di pipiku
aku takut hal yang paling aku takuti datang di hadapanku
aku takut, Ibu.

apa yang bisa aku lakukan?
aku tak ingin hanya sekedar memandangmu
menangis di hadapanmu sedangkan engkau tertidur pulas dengan kesakitan-kesakitan yang kau rasakan
inginku bukan hanya sekedar melantunkan do'a,
meminta padaNya suatu keajaiban
aku ingin Ibu sembuh sekarang
aku ingin Ibu ceria seperti kemarin saat kau tersenyum kepadaku
seperti kemarin dan seperti biasanya, Ibu.
karena yang ku tau Ibuku adalah seorang wanita yang kuat :')










"for my beloved Mom, get well soon. I'm really miss your smile" :(

Semarang, 27 Agustus 2011