Showing posts with label cerita inspiratif. Show all posts

Wednesday, July 16, 2014

0

Life is (Never) Flat

Posted in , , ,
@atikarahmaa


Aku ora popo[1]!
            Rasanya pengin garuk-garuk kuping. Akhir-akhir ini gue dibuat tuli dengan mendengar celotehan anak-anak yang selalu bilang tiga patah kata yang bikin gue pusing setengah mati.
            Gue nggak ngerti kapan pastinya bongkahan kata tak bertuan itu beredar bukan hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya, yang pasti, mau tak mau gue harus selalu dengar permasalahan dan polemik yang terjadi di sekitar gue sehingga mereka lebih memilih berkata aku ora popo daripada sesegera mungkin make a problem solving.
Jika gue seorang psikolog, mungkin gue akan langsung memberikan riset yang membuktikan bahwa kata aku ora popo merupakan virus kebohongan besar yang mulai merambah di hati orang-orang yang tertimpa masalah. Apalagi pernah gue lihat temen gue bikin status dengan kata-kata tersebut diiringi emoticon smile di akhir kalimat. Mungkin yang bisa gue artikan adalah saking besarnya masalah itu, sampai ia putus asa dan berpura-pura tegar di balik tiga kata dan emoticon tersebut.
            Baiklah. Gue nggak bisa berlama-lama. Gue pengin ceritain bagaimana asal-muasalnya mengapa akhirnya gue turut mempermasalahkan aku ora popo yang akhir-akhir ini sering berputar-putar di otak gue. Seandainya memang semua itu tidak terjadi...

Friday, May 16, 2014

0

Cinta Abadi Pemilik Surgaku

Posted in , , ,
@atikarahmaa


Kau telah jadikan dunia ini bagai surga dengan segala romansanya. Jangan pernah kauubahnya kembali temaram seperti saat aku kehilanganmu, Ibu.
            Kujamah lagi bingkai figura usang itu. Sisi-sisinya tergores begitu kasar oleh waktu yang telah lekang. Perlahan tapi pasti, aku akan terbuai lagi ke dalam masa yang tak mungkin bisa kembali kucicipi. Kecupan manis, tawa sederhana yang perlahan mulai terkikis—oleh debu-debu yang telah dengan sadis menutup paras cantikmu.
Aku tersenyum kecut. Dengan sekejap debu-debu itu beterbangan seakan telah terusir dari peradabannya, membuatku bisa menjamahi lebih jelas lagi bagaimana lekuk wajah itu. Damai jiwaku ketika kuterbenam dalam pesona indah dirimu. Inikah wanita yang selalu menyebutku dalam perbincangan panjangnya bersama Tuhan? Inikah wanita yang selalu kudambakan dalam setiap perjalanan hidupku yang sebelumnya temaram? Kaulah satu-satunya jawaban, karena memang tak kutemui lagi insan di dunia yang sepertimu, Ibu.