#EdisiReview: Penjaja Cerita Cinta by Edi Akhiles
Posted in #EdisiReview, buku inspiratif, buku kocak, buku romantis, diva press, edi akhiles, penjaja cerita cinta, review
Cover:
Penjaja Cerita Cinta by Edi Akhiles |
Judul : Penjaja Cerita Cinta
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan 1 : Desember 2013
Tebal : 192 halaman
- See more at: http://carilomba.blogspot.com/2013/12/event-review-buku-penjajaceritacinta.html#sthash.iCAvYG7Z.dpuf
Judul : Penjaja Cerita Cinta
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : Diva Press, Yogyakarta
Cetakan 1 : Desember 2013
Tebal : 192 halaman
Judul : Penjaja Cerita Cinta
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan 1 : Desember 2013
Tebal : 192 halaman
- See more at: http://carilomba.blogspot.com/2013/12/event-review-buku-penjajaceritacinta.html#sthash.iCAvYG7Z.dpuf
Bismillah,
Baik.
Kali ini saya akan memenuhi janjiku terhadap Bapak Edi Akhiles bahwa
aku harus merensi novelnya yang baru saja terbit dengan judul
“Penjaja Cerita Cinta”.
Novel
ini kudapatkan ketika saat ini Bapak Edy mengadakan suatu event
dengan hanya membubuhkan sebuah opini mengenai “Mengapa menulis dan
membacar cerita itu penting?” yang akan mendapatkan satu eksemplar
buku barunya. Sayang sekali jika harus dilewatkan! Maka dengan
bermodalkan Candybar dan jasa memijat-mijat keypad, saya tumpahkan
uneg-unegku mengenai tema di atas. Dan alhasil, sampai juga buku ini
ke tanganku.
Kesan
pertama kali melihat covernya, it’s
oke, I’m interested with it.
Bapak Edy mengerti betul bahwa aku menyukai warna cokelat, jadilah
Penjaja Cerita Cinta ini. Desainnya tidak muluk-muluk juga tidak
neko-neko. Sederhana namun memesona. Untuk judul sendiri sih, sudah
sangat memikat untuk segera menyelaminya. Di bawah judul terdapat
Tagline: Kesetiaan, Rindu, Perpisahan, dan Kenangan. Bapak Edy ini
suka sekali menuliskan kata-kata jamak, seperti yang ada pada
buku-bukunya sebelum ini.
Di
bagian back cover terdapat satu cangkir kopi, meskipun tidak bisa
disesapi hangat dan nikmatnya seperti apa yang tertera dalam sebait
kalimat dalam ceritanya; menikmati secangkir kopi, tapi ya tidak
masalah. Dan lagi, foto yang imut-imut, terpampang begitu nyata
seperti kata Syahrini.
Dan
begitu membuka lembar per lembar, betapa terkejut ketika ada bubuhan
tanda tangan. Woah!
It’s amazing.
Kedua, saya terkejut lagi lantaran di dalamnya terdapat pembatas buku
yang tak pernah kutemui sebelumnya pada buku terbitan Diva Press, dan
uniknya, semua kekerenan berada di buku satu ini! Ilustrasi dalamnya
sangatlah membangun.
Baik.
Akan saya ulas satu per satu cerita yang menurutku paling menarik
dari yang menarik lainnya yang kubaca dari kumpulan cerita pendek
dalam buku ini. Sedikit demi sedikit.
Yang
pertama adalah cerita pendek yang paling panjang dalam buku ini.
Penjaja Cerita Cinta. Menceritakan bagaimana perjalanan seorang
penjaja cerita yang lalu bertemu dengan Nyonya Sri di suatu kastil.
Kedatangannya untuk menjajakan cerita kepadanya. Dan mulailah satu
persatu cerita ia ulas. Kesetiaan, Rindu, Perpisahan dan Kenangan,
cerita itu yang menjadikan Nyonya Srintil yang sebelumnya kaku
hatinya menjadi beruraikan air mata dan ingin mendengar apa yang
terjadi pada Senja selanjutnya.
Yang
kedua adalah cerita pendek berjudul “Love is Ketek!”. Dari
judulnya saya sudah mengerti betul bahwa setelah ini perut akan
menderita kram karena rangkaian kata-kata yang dilukis oleh Bapak
Edy. Ternyata benar, seorang pasangan kekasih yang konyol
mempermasalahkan hubungannya hanya karena ketek. Hingga pada di akhir
kalimat, masih membuat tawa berhamburan, si tokoh mengatakan ia
pusing memikirkan hubungan cinta dengan ketek. Saya juga bingung
mengapa pula dipermasalahkan mah.
Yang
ketiga, “Cinta yang Tak Berkata-kata” membuatku tersihir dengan
diksi yang terangkai begitu indah. Seorang yang selalu memberi puisi
kepada sang kekasih. Tiba-tiba saja sang kekasih memberinya suatu
tembakan peringatan: “...Aku butuh cintamu yang nyata, bukan
cintamu yang penuh dengan kata-kata!” It
was so romantic!
Yang
keempat, “Dijual Murah Surga Seisinya” pun telah menginspirasi
bagaimana mengartikan lembar lima puluh ribu itu menjadi satu syarat
untuk mencium wewangian surga. Pesan yang saya dapat adalah, kita
harus rajin-rajin bersedekah, berapapun nominalnya atas kita ikhlas.
Itu sudah memberi kesan bahwa kita memiliki amal tabungan di surga
kelak.
Yang
kelima, “Abah, I Love You...” juga sangat menginspirasi!
Membuatku sadar betapa kesalahan yang pernah kuperbuat kepada Ayah
pada masa-masa itu. Ada beberapa alasan mengapa Ayah melakukan hal
yang sebenarnya tak ingin kita lakukan, karena beliau inginkan yang
terbaik untuk kita. Melalui cerita ini, kembali meyakinkan bahwa
cinta Ayah tak akan pernah habis walau termakan usia.
Untuk
yang seterusnya, juga sangat bagus dalam pengerjaan diksi, alur, cara
penceritaan hingga amanat yang tersirat sekalipun. Semua cerita
memiliki khas dan manfaat masing-masing. Meskipun secara aksara,
tidak seluruhnya telah disunting. Masih ada beberapa kesalahan ketik
juga EyD. Ada juga yang pada akhir dialog yang seharusnya ditulis
‘kataku’ menjadi ‘katamu’ hal ini tentu sangat berpengaruh
bagi kelangsungan cerita. Namun, semua itu tertutupi oleh keanggunan
kalimat yang tersuguhkan begitu hangat.
Saya
termasuk kategori pemimpi sekaligus penyuka cerita, untuk itu buku
ini sangat cocok untukku merasakan indahnya cerita dan cara
pembelajaran pada buku tersebut.
Dan,
uniknya lagi, jarang sekali ada novel atau cerita yang membubuhkan
beberapa tips menulis seperti apa yang dilakukan direktur utama Diva
Press ini. Semakin top markotop ajalah buku ini. Ada beberapa manfaat
di antaranya: Mendapat cerita yang menyenangkan, dapat belajar dari
teknik menulis, juga mendapat pesan moral yang terkandung di
dalamnya.
Over
all, I like it so much. Thanks for giving me this damnly amazing
book.
Bagi
yang belum memiliki, kalian menyesal tidak membacanya!!!
*Pak
Edy, lain kali bagi-bagi lagi, ya...
0 comments: